Dialog interatif yang mengambil tema sekolah berbasis budaya upaya mengurangi klitih, dengan audensi anak anak sekolah menengah pertama, guru serta orang tua murid  ini bertujuan sosialisasi  supaya orang tua, sekolah  dengang  narasumber dari Dinas pendidikan  dan olahraga DIY , Dinas Pendidikan Pemuda dan Olagraga Kabupaten,Bantul, Kapolsek Banguntapan dan Camat Banguntapan ini merupakan wahana peretemuan untuk sama sama saling mengawasi  puta putrinya dalam aktifitas sehari harinya. Dan dialog dilaksanakan sabtu ( 01/04) di Halaman SMP 2 Banguntapan.

Mengawali pembicaraan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan olahraga Kabupaten Bantul Drs.Totok Sudarto.M.Pd menjelaskan bahwa klitih itu apabila di lihat dari segi posistipnya bahwa seseorang kesana kemari mencari sesuatu , missal mau ngrokok korek lupa naruhnya, cari sana sini ini juga disebut klitih, Namun perkembangan saat ini klitih menjadi gang motor, ditambah membuat onar. Siapa yang salah, orang tua, sekolah atau siapa…? Mari kita mencari solusi bdersama.

Sementara dari Disdikpora DIY Kepala Bidang Luas Biasa Bapak Didik Wardaya, M.Pd., M.M menjelaskan mengenai Pergub tentang sekolah berbasis budaya sudah ada , dan yang ditekan pada pergub tersebut adalah budaya karakter, jadi dalam pembentukan karakter anak itu juga dimulai dari rumah  harus   ditanamkan budaya sopan santun, sehingga karakter anak akan terbentuk sejalan pertumbuhannya, Dalam membertuk karakter anak memang saling sinerginitas antara orang tua, sekolah maupun pemerintah. Misal disekolah dilarang merokok tetapi dirumah malah dibelikan rokok, ini yang kurang sinergi. Dengan kerterpaduan dalam membentuk karakter anak kemungkinan akan mengurangi kegiatan klitih.

Kapolsek Banguntapan Kompol Suharno.SH  mengatakan bahwa penomena saat ini memang memerlukan perhatian kita dan membuat kita sebagai orang tua harus ekstra memperhatikan anak kita dalam pergaulannya, walaupun kepolisian telah membuat MoU bersinergi dalam segala kegiatan sosial disekolah mulai dari TK hingga SMA apabila kita  tidak bersatu padu untuk mengarahkan anak kita ke jalan yang benar, jangan anak SMP dibelikan motor, sementara usia buat sim belum bisa, belum lagi buat gang diluar rumah, ini yang perlu kita antisipasi munculkan klitih, kepolisian akan menindak anak sekolah, pertama yang berseragram waktu jam sekolah  keluruan, naik motor khusus untuk anak yang belum punya sim. Apalagi membuat onar.!!! Kapolsek Banguntapan mengajak guru, orang tua , murid smp jangan naik motor bila belum punya sim, jangan kluyuran apabila tidak ada tujuan, lebih baik di isi dengan kegiatan positip mungkin ini salah satu kiat mengurangi klitih.

Camat Banguntapan harapnnya sekolah yang ada diwilayah banguntapan ini saling sinergi untuk mengurangi kegiatan anak kita yang kurang penting, mungkin di rumah dalam keluarga ada pembinaan agama, sekolah pembelajaran, pemerintah perhatian, apabila kita sama sama guyup rukun untuk mengurangi klitih hal tersebut akan bisa terlaksana.

Robeka dari smp 2 banguntapan menanyakan mendengar kemarin pelaku klitih adalah anak smp bagaiman pihak kepolisian dalam menanganinya ? Kapolsek Banguntapan menjelaskan setiap saat kepolisian melakukan rahasia bagi yang membawa senjata tajam akan dibina dan jika pelakunya anak dibawah umur 17 tahun orang tua dipanggil, jika masih sekolah pihak sekolah juga dipanggil untuk diberi pembinaan jangan diulangi lagi karena apabila terulang lagi beda hukumnnya , namun bagi siapapun yang membuat onar dengan mencelakaan   orang lain walaupun itu masih dibawah umur, atau anak SMP tetap diproses hukum, makanya untuk anak  anak jangan berbuat melanggar hukum yang rugi kita juga oratua kita.

Drs Totok menambahkan orang tua itu jangan selalu menyalahkan sekolah anak bodoh sekolah yang salah, suruh bayar sekolah juga disalahkan, marilah kita sama sama membangun generasi muda ini tidak saling menyalahkan akan tetapi saling mendukung dan saling mengawasi anak anak diluar sekolah untuk orang tua. Pembinaan edukasi tetap dilakukan oleh instansi terkait apabila anak dibawah umur mendapat masalah hukum, namun jangan terus disepelekan. Marilah kita dorong anak anak kita dengan mengisi kegiatan positip baik disaat libur sekolah maupun pulang sekolah supaya kegiatan klitih bisa hilang di daerah Yogyakarta Istimewa ini.

Sumber : http://www.pendidikan-diy.go.id/dinas_v4/?view=v_berita&id_sub=4333